KISAH RENUNGAN : SANG SOPIR & SEORANG NENEK - KISAH INSPIRATIF

KISAH RENUNGAN : SANG SOPIR & SEORANG NENEK

    Saya tiba di alamat tujuan & membunyikan klakson. Setelah menunggu beberapa menit, saya bunyikan klakson lagi. Karena ini adalah penumpang terakhir saya hari ini, sempat berpikir untuk pergi saja meninggalkannya & pulang. Tapi saya memilih untuk memarkirkan mobil di parkiran, berjalan menuju pintu dan mengetuknya.

"Tunggu sebentar", jawab seorang nenek tua yang ada di dalam.


    Saya bisa mendengar langkah kaki yang berat dari dalam. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang nenek berusia 90-an berdiri tepat di depan saya. Dia mengenakan gaun motif kotak & topi renda, mirip seperti pemeran di film jadul. Disampingnya ada Koper kecil. Rumah nya terlihat tak terurus. Semua furniturenya ditutupi oleh kain. Tidak ada jam dinding atau perlengkapan lainnya di meja. Disudut dinding terdapat kardus yang terisi barang pecah belah & foto.

"Bisakah bawakan tas saya ke dalam mobil?" ujarnya.

Saya membawakan koper tersebut ke mobil, lalu kembali untuk menuntun nenek tersebut. Dia memegang tangan saya lalu berjalan perlahan menuju mobil. Nenek itu terus berkata terima kasih karena hal baik yang saya lakukan.

"Tidak apa apa nek", ujarku padanya.

"Saya hanya ingin memperlakukan anda seperti Ibu saya."

"Oh, kamu benar-benar seorang putra yang berbakti," ucapnya.

Ketika kami berdua masuk kedalam mobil, dia memberiku sebuah alamat & bertanya,

"Bisakah antar saya ke kota?"

"Bisa, tapi jaraknya lumayan jauh," jawabku singkat.

"Oh, saya tidak keberatan," ucapnya.

"Saya tidak terburu-buru. Saya hanya hendak menuju sebuah PANTI JOMPO."

Saya melihat spion samping. Mata nenek itu berkaca-kaca.

"Saya sudah tidak punya keluarga," Ucapnya dengan nada yang parau.

"Dokter bilang usia saya tidak akan lama."

Saya terdiam mendengar ucapan nenek tersebut. Selama 2 jam, kami berkendara di kota. Beliau menunjukkan sebuah gedung tempatnya dulu bekerja sebagai operator. Kami berkendara melewati Perumahan tempat dulu beliau dan mendiang suaminya tinggal ketika baru menikah. Beliau juga menunjukkan Sekolah tempatnya dulu. Terkadang beliau memintaku berhenti di beberapa tempat dan bangunan, sambil memandang keluar dengan tatapan yang dalam, tanpa berkata apapun. Ketika perlahan mentari mulai muncul, tiba-tiba beliau berkata,

"Saya sudah lelah, mari kita lanjutkan perjalanan".

Kami berkendara dalam diam menuju alamat yang diberikan padaku. Hingga akhirnya kami sampai di sebuah bangunan, yang sekilas mirip seperti tempat rehabilitasi. Dua orang yang sepertinya pegawai Panti mendatangi mobil kami, sepertinya mereka hendak menjemput sang Nenek. Perlahan mereka menuntun sang Nenek & memperhatikan setiap langkahnya. Saya kemudian membukakan bagasi dan membawa koper milik beliau hingga ke depan pintu. Nenek tersebut terlihat sudah duduk di sebuah kursi roda.

"Berapa ongkosnya?" tanya beliau sambil merogoh dompetnya.

"Tidak perlu nek," ucapku.

"Tapi ini pendapatanmu hari ini," jawabnya.

"Tidak perlu, karena saya masih ada penumpang berikutnya," jawabku.

Secara spontan, saya membungkuk dan memberikan pelukan kepadanya. Nenek tersebut mendekapku erat.

"Kamu telah memberi Nenek tua ini kebahagiaan kecil," ucapnya.

"Terima kasih."

Saya menyalami tangannya, lalu perlahan berjalan kedalam cahaya pagi yang temaram. Di belakang saya, pintu tertutup. Itu adalah suara pintu kehidupan yang tertutup. Hari itu saya tidak lagi mencari penumpang. Saya berkendara tanpa tujuan.

Dada saya sesak, tanpa sadar airmata pun keluar tak terbendung. Saya hanya bisa terdiam tanpa kata. Banyak hal berkecamuk dalam pikiran. Bagaimana bila nenek tersebut mendapati sopir yang penggerutu? atau mendapatkan sopir yang tidak sabaran?

Bagaimana bila saya menolak nenek tersebut menjadi penumpang dan malah bergegas pulang setelah berkali-kali mengklakson?

Pada hari itu, saya merasa tidak melakukan hal yang penting. Tapi terkadang, momen indah datang diluar dugaan.

MOMEN INDAH tersebut terselip pada kejadian-kejadian kecil seperti yang saya alami hari itu.


Mungkin MOMEN INDAH tersebut tidak mendatangkan KEBAHAGIAAN, tapi lebih dari itu, membuat kita BERLAPANG DADA.

Comments


EmoticonEmoticon