KISAH INSPIRATIF : KERANJANG SAMPAH DALAM HATI - KISAH INSPIRATIF

KISAH INSPIRATIF : KERANJANG SAMPAH DALAM HATI

Hari ini menandakan 22 tahun saya mengajar di SMP. Kemarin mungkin adalah hari yang tidak bisa dilupakan. Saya mencoba Aktivitas baru yang disebut "Kegiatan Membuang Sampah". Saya bertanya pada murid-murid, bagaimana rasanya menjinjing keranjang berisi sampah dan kebanyakan menjawab bahwa hal itu merepotkan dan berat ketika dibawa.



Lalu saya meminta mereka menulis di secarik kertas, tentang segala hal yang mengganggu mereka, yang menyakiti hati mereka dll. Tidak perlu menulis namanya, mereka pun mengangguk mengerti. Setelah menulisnya, mereka saya suruh untuk mengumpulkan tulisannya kedepan, ke sebuah kantong plastik. Kemudian, Masing-masing pun mengambil kertas yang ada di kantong plastik tersebut secara acak dan bergiliran membaca tulisan teman sekelas mereka dengan keras.


Setelah para murid membacakan tulisan di kertas tersebut, saya bertanya keseluruh kelas, adakah yang ingin berbagi keresahan yang mereka tulis di kertas. Itu adalah momen yang tidak bisa saya lupakan, saya tidak pernah tersentuh dan terharu begitu dalam, ketika para murid itu terbuka dan membagi segala keresahan yang mereka alami dengan teman-teman sekelasnya.


Hal-hal seperti ditinggal orang tua, kehilangan keluarga, orang tua yang dipenjara, masalah narkoba di keluarga mereka, kematian, kanker, kehilangan hewan peliharaan (Salah satu murid berkata, hewan peliharaannya mati karena kegemukan, semua pun tertawa) dan masalah lainnya yang mereka alami.


Terkadang, murid yang membaca kertas tersebut juga menangis karena tulisannya sangat menggugah. Terkadang juga, murid yang menulisnya (jika mereka mau memberitahu saya, bahwa mereka yang menulisnya) pun ikut menangis. Hari itu sangat menguras emosi, tapi saya percaya murid-murid saya akan jadi orang yang pemaaf, penyayang dan tegar kelak.


Kantung sampah ini tergantung di pintu kelas, untuk mengingatkan bahwa kita semua punya beban dalam hati. Ketika mereka hendak pulang, saya memberitahu mereka, bahwa mereka tidak SENDIRI, saya sangat menyayangi dan akan selalu mendukung mereka.

Dan hari itu, saya merasa bangga menjadi Guru mereka.



Credit: Karen Wunderlich Loewe

Comments


EmoticonEmoticon